Bank Indonesia memprediksi harga properti residensial pada kuartal pertama tahun ini akan sedikit tumbuh dibandingkan dengan kuartal terakhir 2020.
Pada 2021 rumah tapak diperkirakan meningkat sehingga pengembang mulai fokus ubah ke sektor permintaan yang lebih baik ini.
Kalau perekonomian membaik, semua sektor termasuk real estat atau properti akan ikut membaik. Namun, kebangkitan properti mungkin tidak langsung terjadi tahun ini.
Penentuan harga jual rumah bersubsidi paling tinggi pada 2021 mengacu pada beberapa pertimbangan termasuk tidak terjadi kenaikan biaya konstruksi signifikan pada 2020.
Para praktisi dan pengamat bisnis properti optimistis pemulihan sektor tersebut dimulai pada paruh kedua tahun ini.
Sejumlah pihak menyatakan keyakinan bahwa bisnis properti tahun depan akan bangkit. Realestat Indonesia menyebutkan sejumlah faktor pendukung kebangkitan itu.
Industri properti terutama perumahan diprediksi melesat cepat begitu pandemi Covuid-19 berlalu. Oleh karena itu, end user ataupun investor disarankan membeli properti saat ini.
Investasi properti di Asia Pasifik pada tahun depan diprediksi meningkat 15 persen hingga 20 persen dengan dipimpin oleh China daratan, Jepang, dan Korea Selatan, menurut JLL.
Kedatangan vaksin virus corona jenis Covid-19 dianggap menjadi angin segar bagi pebisnis properti. Vaksin akan menjadi katalis pertumbuhan yang luar biasa, apa lagi kalau hasilnya sukses.
Perpanjangan Hak Pengelolaan (HPL) tanah selama 90 tahun dinilai akan memberikan kepastian kepada investor, menurut praktisi dan pengamat bisnis properti.