Tantangan terbesar dalam bisnis franchise property agency saat ini adalah sulitnya mendorong para property agent untuk melakukan recruitment. Proses recruitment adalah proses yang selalu berjalan dari atas ke bawah sehingga bisnis ini tidak bisa meledakkan jumlah agentnya. Franchise terbesar di Indonesia saat ini memiliki maksimum 100 kantor. PROMEX melihat kesempatan besar ini untuk mengubah pola recruitment dari bawah ke atas dan membuat probabilitas kantor lebih menguntungkan.
Selama ini roda yang menggerakkan sebuah kantor property agent terletak pada kemampuan individu principal yang menjalankan bisnis, dukungan manajemen yang solid serta kekuatan dari brand. Walau tidak dapat disangkal selama lebih dari 20 tahun sejarah kantor property agent beroperasi di Indonesia, kesuksesan diraih melalui tiga kekuatan di atas. Namun ada sebuah kekuatan laten yang belum tereksplorasi secara mendalam, yaitu kekuatan dari para agent
"A lot of people think that the key to a successful startup is a great idea. What matters most is not the idea, but the people who have them. Success comes from ongoing recognition of opportunity, circumvention of obstacles and unfailing perseverance."
Para agent bekerja sebagai self-employed entrepreneur yang hanya mendapat income selagi mereka aktif melakukan transaksi, begitu transaksi mereka berhenti, pemasukan mereka pun berhenti. Memang ide-ide seperti ini hanyalah menciptakan sebuah kekuatan dari individu agent tanpa adanya kekuatan penciptaan bisnis yang berkesinambungan. Agent centric berfokus bukannya pada "Do the Business" tetapi kepada "Build the Business", inilah term dari seorang real entrepreneur. Para agent diajak bukan hanya menjadi marketing handal tetapi juga didorong untuk menjadi Team Leader yang memiliki Entrepreneur Mindset.
PROMEX menawarkan suatu progressive commission scheme sampai dengan 90% ditambah dengan kesempatan untuk mendapatkan sponsoring fee yang tak terbatas. Ketika para agent diajak untuk berfikir bahwa mereka mampu mendapatkan income lebih dari 100%, mereka akan disadarkan untuk membentuk team, dan dari sinilah recruitment proses akan dimulai dari level agent, bukan dari principal.
"Successful and unsuccessful people do not vary greatly in their abilities. They vary in their desires to reach their potential."